Cara Pembuatan Pupuk Cair PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) |
PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA
( P G P R )
Oleh: Triyugo Istianto, S.TP
Bakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman atau Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR),
adalah bakteri yang mengkoloni perakaran tanaman dan bermanfaat bagi
pertumbuhan tanaman. Sebenarnya, mikroba di alam ada yang berasosiasi dengan
tanaman dan dapat ditemukan pada daerah perakaran (rhizosfer), daerah permukaan
tanaman (filosfer) dan di dalam jaringan tanaman sehat (endofit).
Mikroba-mikroba tersebut sudah banyak diteliti peranannya sebagai pengendali
dan penginduksi ketahanan alamiah terhadap patogen- tular tanah. Bakteri PGPR
hidup dan berkembang dengan memanfaatkan eksudat
(gas buang CO2 dari akar tanaman). Sehingga bakteri PGPR hidup dan
berkoloni di sekitar perakaran (rhizosfer). Jika di lahan sedang tidak ada
tanaman, bakteri ini mampu memanfaatkan bahan organik (BO) yang berada dalam
tanah untuk bertahan hidup. Bakteri yang teridentifikasi : Pseudomonas fluorescens dan Bacillus
polymixa, terdapat pada akar bambu, rumput gajah, sereh wangi dan beberapa
jenis tanaman liar. Bakteri Pseudomonas
fluorescens dapat mengendalikan penyakit layu pada tanaman (Pseudomonas solanacearum). Bakteri ini
dapat melarutkan Phosphat dalam tanah dan mengikat/memfiksasi nitrogen dari
udara bebas, sehingga kedua unsur hara
tersebut dapat diserap tanaman.
Mekanisme
Peran Mikrobia PGPR
Mekanisme peran mikrobia terutama PGPR dalam peningkatan
keragaan (performance) kesehatan tanaman terjadi melalui cara:
1. Menekan perkembangan penyakit dan hama (bioprotektan).
2. Memproduksi fitohormon (biostimulant), seperti IAA,
sitokinin, dan giberelin.
3. Menghambat produksi etilen,
4. Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman
(biofertilizer)
Pengelompokan
hubungan mikroba rhizosfer dengan tanaman:
1.
Mikroba yang
bersimbiosis dengan tanaman
2.
Rhizobacter non
simbiotik pemfiksasi nitrogen
3.
Saprofit yang
memanfaatkan jaringan tanaman mati
4.
Mikroba penghasil
metabolit yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
5.
Mikroba penghambat
pertumbuhan patogen tanaman
Peranan/manfaat
PGPR pada tanaman:
1.
Menghasilkan fitohormon:
Indole Acetic Acid (IAA), sitokinin,
giberelin dan senyawa penghambat produksi etilen.
2.
Sebagai pupuk
hayati,PGPR dapat membuat unsur hara yang ada di dalam tanah mudah diserap oleh
tanaman melalui proses mineralisasi dan tranformasi, sebagai contoh PGPR dapat
melarutkan Fosfat dan meningkatkan kemampuan mengambil unsur besi (Fe) oleh
tanaman.
3.
Sebagai bioprotektan,
yaitu kemampuan untuk mengendalikan hama dan penyakit dengan cara menghasilkan
antibiotik dan menginduksi tanaman untuk memproduksi senyawa ketahanan dalam
jumlah yang cukup untuk menjaga kesehatan tanaman.
Mekanisme pertama diatas merupakan pengaruh langsung dari
inokulasi PGPR pada tanaman. Sementara mekanisme ke-dua hingga ke-tiga
merupakan pengaruh tidak langsung terhadap tanaman dalam mengendalikan gangguan
hama dan penyakit.
Kemampuan PGPR menghasilkan fitohormon membuat tanaman
dapat menambah luas permukaan akar-akar halus dan meningkatkan ketersediaan
nutrisi didalam tanah. Hal ini menyebabkan penyerapan unsur hara dan air dapat
dilakukan dengan baik, sehingga kesehatan tanaman juga semakin baik. Dengan semakin
baiknya kesehatan tanaman, ketahanan tanaman terhadap tekanan juga akan semakin
meningkat terhadap tekanan faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban.
Perbanyakan
PGPR
Perbanyakan PGPR dapat dilakukan dengan cara yang mudah
dan sederhana. Biang bakteri yang teridentifikasi a.l : Pseudomonas flourescens dan
Bacillus polymixa, terdapat pada perakaran tanaman bambu, rumput gajah,
sereh wangi/kamijara dan beberapa jenis tanaman liar. Ke dua jenis bakteri
tersebut diatas diketahui dapat melarutkan unsur phosphat sehingga menjadi
tersedia bagi tanaman.
1. Media dan biang
bakteri:
a.
Dedak 0,5-1 kg
b.
Terasi 200 gram
a.
Gula kelapa 400 gram
b.
Air kapur (injet) satu
sendok makan/secukupnya
c.
Air 10 lt
d.
Biang PGPR (Akar bambu)
2. Cara pembuatan:
a.
Ambil akar bambu yang
segar (± 1 genggam)
b.
Rendam dalam air yang
sudah matang dan dingin, biarkan 2-3 hari
c.
Didihkan air (10 ltr),
kemudian dedak,terasi,gula kelapa dan kapur masukkan kedalam adonan dan
diaduk-aduk selama 12-15 menit.
d.
Angkat adonan dan
dinginkan ( bisa lebih dari 6 jam)
e.
Setelah adonan dingin,
masukkan rendaman akar bambu dengan airnya.
f.
Tutup dengan kertas
koran dan ikat dengan tali dari karet (ban dalam motor). Jika menggunakan tutup
dengan plastik, maka perlu diberi slang plastik untuk mengeluarkan gas buang
dari dalam dan ujung slang yang diluar dimasukkan ke dalam botol yang berisi
air (sistem tutup pada MOL) . Perhatikan cara menutupnya harus rapat, sehingga
udara luar tidak dapat masuk ke dalam.
g.
PGPR siap digunakan
setelah 7 hari.
Dalam pembuatan PGPR, air yang digunakan baik untuk
perendaman maupun untuk adonan harus menggunakan air yang tidak mengandung antibiotik
(misalnya air produksi PDAM)
Ciri-ciri PGPR jadi :
1.
Berbau khas/menyengat,
bau tape
2.
Pada permukaan air
ditumbuhi jamur berwarna putih
3.
Cairan berwarna kuning
kecoklatan
4.
Berasa asam, sedikit
manis
Aplikasi
untuk tanaman:
1.
Tanaman usia muda
(kurang dari 15 hr) gunakan seperempat gelas PGPR dalam 1 teng
2.
Tanaman usia diatas 15
hr gunakan setengah gelas PGPR dalam 1 teng. Ukuran
teng kapasitas 12-14 liter dan setiap teng dapat disemprotkan pada lahan 25 bata
(350 m2) untuk pertanaman padi.
Pemeliharaan PGPR
Jika
PGPR mau disimpan lama maka secara berkala (misal 1 bulan sekali) dicek keadaan
cairannya. Jika terjadi perubahan bau dan warna (sering tumbuh belatung), maka
tambahkan gula kelapa secukupnya dan tutup serta ikatan perbaiki kembali. Jika
tutup dan slang serta air selalu terkontrol dengan baik maka cairan ini bisa
tahan lama.
Pustaka
:
Laboratorium Pengamatan Hama dan
Penyakit Tanaman, Banyumas, 2009
Mediantie S, Muanis NA, Ari
Raharjo, Pestisida Organik. 2010
0 Response to "Cara Pembuatan Pupuk Cair PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)"
Posting Komentar